Salam Sukses

Kehidupan Sementara Akhirat Selamanya

Wednesday, May 22, 2019

Pembuatan Bubuk Green Tea

Pembuatan Bubuk Green Tea - Bubuk green tea atau teh hijau kini sudah semakin populer. Bubuk teh hijau ini banyak digunakan untuk membuat teh, memasak atau dapat diminum langsung. Bahkan bubuk teh hijau juga dipercaya memiliki manfaat untuk kecantikan kulit wajah kita.


Di Jepang sendiri bubuk teh hijau lebih dikenal dengan nama Matcha. Bubuk teh hijau ini dibuat dari daun hijau muda yang tidak tua dan tumbuh paling tinggi dari pohon teh yang biasanya memiliki harga yang mahal.

Semakin tua daun teh yang digunakan untuk membuat bubuk teh hijau ini maka akan semakin menurunkan kualitas bubuk teh hijau itu sendiri. Bila Anda ingin membeli bubuk teh hijau terbaik tentu Anda harus membelinya di negara asalnya karena kualitasnya juga dipengaruhi oleh iklim negara tersebut.

Bubuk teh hijau yang ada di negara kita kebanyakan adalah buatan rumahan yang memiliki kualitas yang tidak terlalu berbeda jauh dengan negara asalnya. Pembuatannya membutuhkan waktu selama 3 - 4 hari dengan berbagai metode yang cukup rumit untuk menghasilkan bubuk teh hijau yang baik.

Secara umum daun teh hijau di Indonesia dan Jepang tidak berbeda dari segi nutrisinya yang baik untuk kecantikan maupun kesehatan Anda. Bila Anda ingin mencoba membuat bubuk teh hijau sendiri berikut adalah cara pembuatan bubuk green tea atau teh hijau :

Pembuatan Bubuk Green Tea

Bahan dan Peralatan :

  • 1 kg daun teh hijau (yang akan menghasilkan 100 g bubuk teh hijau), pillihlah daun teh yang hijau agak tua namun tidak terlalu tua. Proses pemilihan daun teh yang digunakan akan sangat mempengaruhi bubuk teh yang dihasilkan
  • Garam
  • Blender
  • Saringan (filter)
  • Kotak kecil

Cara pembuatan bubuk green tea :

  1. Daun teh hijau yang sudah disortir kemudian dicuci bersih dan direndam dalam air garam selama 30 menit
  2. Simpan daun teh hijau yang direndam di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung untuk mempertahankan klorofilnya secara maksimum
  3. Keringkan daun teh yang sudah direndam tadi selama 3 – 4 hari untuk menurunkan kadar air dalam daun, apabila daun sudah sedikit rapuh maka dapat diproses lebih lanjut
  4. Setelah kering daun dicuci lagi hingga bersih kemudian ditiriskan di tempat yang teduh
  5. Setelah kering maka daun teh kemudian diblender hingga halus
  6. Pastikan blender yang Anda gunakan dapat menggiling hingga benar - benar halus atau Anda dapat membawanya ke penggilingan untuk hasil yang lebih maksimal
  7. Setelah daun teh halus kemudian disaring lagi untuk mendapatkan bubuk green tea yang benar - benar halus
Bila Anda berhasil maka bubuk yang dihasilkan akan berwarna hijau, namun sering kali bubuk yang dihasilkan berwarna coklat tua atau kuning. Hal ini karena pembuatan bubuk teh hijau tergolong sulit dan membutuhkan ketekunan, terutama dalam hal pemilihan daun teh.
, , ,

Sunday, May 12, 2019

Patung GWK Bangunan Tahan Gempa

Patung GWK Bangunan Tahan Gempa - Tentu kita masih hangat dengan gempa yang terjadi di NTB dan Bali, terkait dengan peristiwa tersebut Gubernur Made Mangku Pastika menyatakan keamanan (safety) pada patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Patung GWK Bangunan Tahan Gempa

Ia menuturkan bahwa perancangan dan pembangunan pada patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) tersebut sudah memenuhi standar keamanan internasional dan juga sudah memenuhi standar bangunan tahan gempa.

Patung GWK juga dirancang harus tahan gempa 8 SR dan tahan angin hingga kecepatan 250 km/jam. Rancangan tersebut sudah diuji di Melbourne dan Toronto dan memiliki sertifikat keamanan. Pengujian tersebut dilakukan dengan berbagai simulasi dan juga menguji kekuatan konstruksi bangunan patung itu sendiri.

Pengujian tersebut dilakukan mulai menggunakan simulasi komputer, model miniatur hingga menguji konstruksi bangunan patung menggunakan bantuan alat uji NDT seperti alat ukur kekerasan atau hardness tester yang dapat menguji kekuatan konstruksi patung.

Patung GWK Bangunan Tahan Gempa

Patung GWK yang dirancang dari manual 28 tahun lalu kemudian berkembang dengan simulasi komputer dan bentuk sayap Garuda yang rumit membuat perancang harus benar - benar merancang dengan teliti patung seberat 3.000 ton ini. Bentuk sayapnya sendiri dapat menimbulkan vortex angin, jadi harus diperkuat. Selain itu penangkal petir juga ditambahkan pada patung untuk menambah keamanannya.

Saat acara Pemelaspasan Lan Pemahayu Wewidangan GWK di dasari Pecaruan Rsi Gana, Panca Rupa, Penyakap Karang dan Ngedeng Tanah Ngurug Palemahan yang digelar pada hari Rabu, 8 Agustus lalu ia mengungkapkan bahwa, “Masyarakat tidak perlu khawatir karena keamanan patung ini sudah memenuhi standar tahan gempa, jadi akan tetap berdiri kokoh, untuk itu saya minta masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan karya seni masyarakat kita ini”.

Gubernur Pastika juga berharap dengan selesainya pembangunan patung GWK ini akan menjadi ikon baru di Bali, selain itu dengan adanya patung GWK juga diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat Bali serta masyarakat Indonesia pada umumnya guna memajukan iklim pariwisata Bali khususnya.

Agar patung dapat berdiri kokoh dan dapat dinikmati oleh setiap orang yang ada di Bali Gubernur Pastika meminta agar semua pihak benar - benar menjaga dan merawat patung yang menjadi ikon baru di Bali tersebut. Sebelum diresmikan dan digunakan secara langsung maka menurut kepercayaan Agama Hindu, patung tersebut harus dibersihkan, disucikan dalam prosesi upacara pemelaspasan dan nyimpen pedagingan.

Acara tersebut juga turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan juga undangan khusus lainnya seperti Presiden Komisaris PT. Garuda Adhimatra Indonesia, Mayjen TNI (Purn) Sang Nyoman Suwisma.
, ,

Wednesday, May 8, 2019

Korosi dalam Dunia Penerbangan

Korosi dalam Dunia Penerbangan - Masalah korosi merupakan masalah yang harus mendapatkan perhatian dan pengawasan dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia penerbangan. Berbagai kejadian baik incident maupun accident pesawat terbang yang disebabkan karena korosi pada bagian skin maupun struktur pesawat sudah banyak terjadi.

Korosi dalam Dunia Penerbangan
Sumber : alat pengukur ketebalan baja
Oleh karena itu para crew pesawat dan pekerja yang bertugas untuk perawatan pesawat harus mengetahui tentang berbagai jenis keretakan ini. Selain itu mereka juga harus mengetahui penyebab dan cara menanganinya. Ini merupakan hal penting karena akan berpengaruh terhadap keselamatan dalam penerbangan.

Cara dan metode pemeliharaan maupun perlakuan terhadap struktur akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan struktur pesawat itu sendiri. Karena itu pengamatan, treatment dan deteksi dini terhadap korosi merupakan hal penting yang harus dilakukan, apabila korosi dibiarkan terjadi maka kekuatan struktur tersebut akan berkurang. Hal ini akan berpengaruh pada keselamatan penerbangan maupun mengurangi usia / masa pakai dari struktur pesawat.

Korosi merupakan sebuah aksi elektrokimia yang menyebabkan perubahan komposisi dari struktur dan akan menyerang seluruh bagian permukaan pada logam ataupun menyerang secara terpusat pada suatu bagian permukaan logam. Pada dasarnya korosi akan merubah komposisi logam struktur menjadi serbuk - serbuk kecil dimana pada akhirnya akan menghancurkan logam tersebut secara keseluruhan. Adanya proses mekanik, kimia maupun panas yang berlebih merupakan hal yang dapat menyebabkan korosi.

Korosi sendiri dapat dikenali dari warnanya, akan tetapi warna korosi berbeda - beda tergantung dari bahan logam yang diserangnya. Bila besi terserang korosi maka korosi akan berupa serbuk - serbuk berwarna coklat yang tentunya sudah sering kita lihat. Sedangkan bila korosi menyerang alumunium ataupun campuran magnesium maka korosi ini akan berupa endapan berwarna abu - abu dan bila korosi menyerang bahan campuran tembaga maka korosi akan berupa endapan berwarna biru kehijauan.

Korosi dalam Dunia Penerbangan

Faktanya korosi bisa timbul pada tempat dan bentuk yang berbeda - beda baik secara terpisah maupun kombinasi dari beberapa jenis korosi. Namun secara umum jenis korosi yang dapat menyerang struktur pesawat terbang adalah :

Korosi pada permukaan (Surface Corrosion)

Korosi pada permukaan ditimbulkan karena adanya hubungan langsung antara logam dengan oksigen (O2), terkelupasnya cat pesawat merupakan indikasi ataupun tanda awal telah terjadi korosi pada permukaan di bawah cat maupun dibalik cat yang telah terkelupas. Cara mengidentifikasinya adalah dengan melihat adanya serbuk - serbuk putih keabu - abuan pada permukaan campuran alumunium atau dapat juga dengan mendeteksinya menggunakan alat thickness meter. Jenis korosi apabila tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan retakan (crack) pada kulit pesawat (skin).

Korosi lubang (pitting corrosion)

Korosi ini terjadi karena berkumpulnya titik - titik kecil di dalam permukaan suatu bahan yang terlindung oleh endapan serbuk tebal yang biasa terjadi pada logam yang memiliki kulit alami yang mudah teroksidasi. Jenis korosi ini akan menyerang secara terpusat pada permukaan logam, korosi lubang akan menimbulkan hal - hal sebagai berikut :
a. Kontaminasi area bersifat lokal
b. Merusak perlindungan permukaan
c. Permukaan logam menjadi tidak beraturan
d. Permukaan logam berubah disebabkan oleh energi mekanik maupun pengaruh panas

Korosi serbuk (filiform corrosion)

Korosi serbuk biasa terjadi pada lapisan campuran alumunium dimana titik yang berkarat masuk ke dalam lapisan alumunium, Seringkali korosi ini berawal dari rivet kemudian berlanjut di sepanjang bagian bawah permukaan cat material. Selain itu pada daerah rivet ataupun permukaan fastener juga sering mengalami jenis korosi ini.

Korosi biologi (biological corrosion)

Korosi biologi ini disebabkan karena adanya mikroorganisme seperti bakteri, jamur, alga yang terdapat pada cairan terkontaminasi yang berkumpul pada logam. Jenis korosi ini terjadi pada cuaca yang panas dan lembab sehingga mikroorganisme atau jamur akan menghasilkan interaksi elektrokimia yang berhubungan langsung dengan kelembaban.

Korosi celahan (crevice corrosion)

Korosi celahan disebabkan karena dua material yang saling bersinggungan dimana kedua bahan tersebut bisa sama atau tidak sama. Akan tetapi pada beberapa kasus salah satu material terbuat dari non logam, korosi ini akan menyebabkan area tertutup yang berisi bahan korosi berkonsentrasi tinggi yang mendorong terjadinya korosi.

Korosi pengelupasan (exfoliation corrosion)

Korosi disebabkan karena pengelupasan yang terjadi ketika serbuk - serbuk permukaan logam menguap sebagai akibat dari korosi yang terjadi pada batas serbuk di bawah permukaan. Korosi pengelupasan ini biasa terjadi pada bagian - bagian mesin maupun bagian bersiku dengan kondisi kelembaban yang lebih kecil dari udara yang normal.

Korosi fret (fretting corrosion)

Korosi fret adalah hasil dari pergerakan kecil antara dua permukaan yang bertekanan tinggi dan dapat menghancurkan segala pelindung alami logam. Tekanan ini selanjutnya akan menghilangkan partikel logam pada permukaan, korosi ini diawali dengan perubahan warna pada permukaan. Apabila dibiarkan hingga terlalu parah maka dapat menyebabkan retakan (crack).

Korosi sela (interfay corrosion)

Korosi sela terjadi ketika dua bagian tersambung tanpa sela jarak yang cukup diantaranya yang menyebabkan kerusakan pada kulit, retakan, kerusakan rivet dan sambungan yang dihubungkan dengan baut (bolt) atau mur (screw). Hasil korosi kadang terlihat pada bagian luar dan bagian yang tersambung, hal ini terjadi akibat sela yang kurang terlindungi dan dapat disebabkan oleh korosi celah atau korosi dua logam berlainan.

Korosi galvanis (galvanic corrosion)

Korosi galvanis disebabkan karena adanya elektrolisis cairan diantara dua logam yang berlainan dimana keduanya memiliki spesifikasi elektrokimia yang berbeda. Dengan memperhatikan kombinasi logam yang memiliki spesifikasi elektrokimia tertentu maka dapat meminimalisir jenis korosi ini, sehingga adanya cairan bisa dinetralisir karena perbedaan potensial elektroda yang akan menghasilkan energi listrik kecil.

Korosi intergranular (intergranular corrosion)

Korosi intergranular menyerang partikel dari material yang biasanya terjadi akibat adanya elektrokimia yang disebabkan timbulnya elektrolit dan perbedaan komposisi kimia dari partikel logam.

Korosi tegangan (stress corrosion)

Korosi tegangan merupakan pengembangan dari korosi intergranular yang umumnya terlihat berupa retakan memanjang seperti rambut pada material.

Korosi fatik (fatigue corrosion)

Korosi fatik merupakan bentuk dari korosi tegangan yang ditimbulkan oleh tegangan berputar. Korosi ini umumnya berasal dari tekanan luar logam dan ketika dilihat di bawah kaca pembesar akan terlihat hasil korosi berupa tanda hitam pada area yang retak (crack).
, , ,