Kehidupan Sementara Akhirat Selamanya

Wednesday, May 8, 2019

Korosi dalam Dunia Penerbangan

Korosi dalam Dunia Penerbangan - Masalah korosi merupakan masalah yang harus mendapatkan perhatian dan pengawasan dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia penerbangan. Berbagai kejadian baik incident maupun accident pesawat terbang yang disebabkan karena korosi pada bagian skin maupun struktur pesawat sudah banyak terjadi.

Korosi dalam Dunia Penerbangan
Sumber : alat pengukur ketebalan baja
Oleh karena itu para crew pesawat dan pekerja yang bertugas untuk perawatan pesawat harus mengetahui tentang berbagai jenis keretakan ini. Selain itu mereka juga harus mengetahui penyebab dan cara menanganinya. Ini merupakan hal penting karena akan berpengaruh terhadap keselamatan dalam penerbangan.

Cara dan metode pemeliharaan maupun perlakuan terhadap struktur akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan struktur pesawat itu sendiri. Karena itu pengamatan, treatment dan deteksi dini terhadap korosi merupakan hal penting yang harus dilakukan, apabila korosi dibiarkan terjadi maka kekuatan struktur tersebut akan berkurang. Hal ini akan berpengaruh pada keselamatan penerbangan maupun mengurangi usia / masa pakai dari struktur pesawat.

Korosi merupakan sebuah aksi elektrokimia yang menyebabkan perubahan komposisi dari struktur dan akan menyerang seluruh bagian permukaan pada logam ataupun menyerang secara terpusat pada suatu bagian permukaan logam. Pada dasarnya korosi akan merubah komposisi logam struktur menjadi serbuk - serbuk kecil dimana pada akhirnya akan menghancurkan logam tersebut secara keseluruhan. Adanya proses mekanik, kimia maupun panas yang berlebih merupakan hal yang dapat menyebabkan korosi.

Korosi sendiri dapat dikenali dari warnanya, akan tetapi warna korosi berbeda - beda tergantung dari bahan logam yang diserangnya. Bila besi terserang korosi maka korosi akan berupa serbuk - serbuk berwarna coklat yang tentunya sudah sering kita lihat. Sedangkan bila korosi menyerang alumunium ataupun campuran magnesium maka korosi ini akan berupa endapan berwarna abu - abu dan bila korosi menyerang bahan campuran tembaga maka korosi akan berupa endapan berwarna biru kehijauan.

Korosi dalam Dunia Penerbangan

Faktanya korosi bisa timbul pada tempat dan bentuk yang berbeda - beda baik secara terpisah maupun kombinasi dari beberapa jenis korosi. Namun secara umum jenis korosi yang dapat menyerang struktur pesawat terbang adalah :

Korosi pada permukaan (Surface Corrosion)

Korosi pada permukaan ditimbulkan karena adanya hubungan langsung antara logam dengan oksigen (O2), terkelupasnya cat pesawat merupakan indikasi ataupun tanda awal telah terjadi korosi pada permukaan di bawah cat maupun dibalik cat yang telah terkelupas. Cara mengidentifikasinya adalah dengan melihat adanya serbuk - serbuk putih keabu - abuan pada permukaan campuran alumunium atau dapat juga dengan mendeteksinya menggunakan alat thickness meter. Jenis korosi apabila tidak segera diatasi maka dapat menyebabkan retakan (crack) pada kulit pesawat (skin).

Korosi lubang (pitting corrosion)

Korosi ini terjadi karena berkumpulnya titik - titik kecil di dalam permukaan suatu bahan yang terlindung oleh endapan serbuk tebal yang biasa terjadi pada logam yang memiliki kulit alami yang mudah teroksidasi. Jenis korosi ini akan menyerang secara terpusat pada permukaan logam, korosi lubang akan menimbulkan hal - hal sebagai berikut :
a. Kontaminasi area bersifat lokal
b. Merusak perlindungan permukaan
c. Permukaan logam menjadi tidak beraturan
d. Permukaan logam berubah disebabkan oleh energi mekanik maupun pengaruh panas

Korosi serbuk (filiform corrosion)

Korosi serbuk biasa terjadi pada lapisan campuran alumunium dimana titik yang berkarat masuk ke dalam lapisan alumunium, Seringkali korosi ini berawal dari rivet kemudian berlanjut di sepanjang bagian bawah permukaan cat material. Selain itu pada daerah rivet ataupun permukaan fastener juga sering mengalami jenis korosi ini.

Korosi biologi (biological corrosion)

Korosi biologi ini disebabkan karena adanya mikroorganisme seperti bakteri, jamur, alga yang terdapat pada cairan terkontaminasi yang berkumpul pada logam. Jenis korosi ini terjadi pada cuaca yang panas dan lembab sehingga mikroorganisme atau jamur akan menghasilkan interaksi elektrokimia yang berhubungan langsung dengan kelembaban.

Korosi celahan (crevice corrosion)

Korosi celahan disebabkan karena dua material yang saling bersinggungan dimana kedua bahan tersebut bisa sama atau tidak sama. Akan tetapi pada beberapa kasus salah satu material terbuat dari non logam, korosi ini akan menyebabkan area tertutup yang berisi bahan korosi berkonsentrasi tinggi yang mendorong terjadinya korosi.

Korosi pengelupasan (exfoliation corrosion)

Korosi disebabkan karena pengelupasan yang terjadi ketika serbuk - serbuk permukaan logam menguap sebagai akibat dari korosi yang terjadi pada batas serbuk di bawah permukaan. Korosi pengelupasan ini biasa terjadi pada bagian - bagian mesin maupun bagian bersiku dengan kondisi kelembaban yang lebih kecil dari udara yang normal.

Korosi fret (fretting corrosion)

Korosi fret adalah hasil dari pergerakan kecil antara dua permukaan yang bertekanan tinggi dan dapat menghancurkan segala pelindung alami logam. Tekanan ini selanjutnya akan menghilangkan partikel logam pada permukaan, korosi ini diawali dengan perubahan warna pada permukaan. Apabila dibiarkan hingga terlalu parah maka dapat menyebabkan retakan (crack).

Korosi sela (interfay corrosion)

Korosi sela terjadi ketika dua bagian tersambung tanpa sela jarak yang cukup diantaranya yang menyebabkan kerusakan pada kulit, retakan, kerusakan rivet dan sambungan yang dihubungkan dengan baut (bolt) atau mur (screw). Hasil korosi kadang terlihat pada bagian luar dan bagian yang tersambung, hal ini terjadi akibat sela yang kurang terlindungi dan dapat disebabkan oleh korosi celah atau korosi dua logam berlainan.

Korosi galvanis (galvanic corrosion)

Korosi galvanis disebabkan karena adanya elektrolisis cairan diantara dua logam yang berlainan dimana keduanya memiliki spesifikasi elektrokimia yang berbeda. Dengan memperhatikan kombinasi logam yang memiliki spesifikasi elektrokimia tertentu maka dapat meminimalisir jenis korosi ini, sehingga adanya cairan bisa dinetralisir karena perbedaan potensial elektroda yang akan menghasilkan energi listrik kecil.

Korosi intergranular (intergranular corrosion)

Korosi intergranular menyerang partikel dari material yang biasanya terjadi akibat adanya elektrokimia yang disebabkan timbulnya elektrolit dan perbedaan komposisi kimia dari partikel logam.

Korosi tegangan (stress corrosion)

Korosi tegangan merupakan pengembangan dari korosi intergranular yang umumnya terlihat berupa retakan memanjang seperti rambut pada material.

Korosi fatik (fatigue corrosion)

Korosi fatik merupakan bentuk dari korosi tegangan yang ditimbulkan oleh tegangan berputar. Korosi ini umumnya berasal dari tekanan luar logam dan ketika dilihat di bawah kaca pembesar akan terlihat hasil korosi berupa tanda hitam pada area yang retak (crack).
, , ,

No comments:

Post a Comment